Rabu, 25 Oktober 2017

MENGUNDURKAN DIRI DARI KEHIDUPAN

MENGUNDURKAN DIRI DARI KEHIDUPAN
HENDRAJATI, 27 AGUSTUS 2016


Judul tersebut muncul secara tidak sengaja ketika  saya dan rekan-rekan satu tim sedang melakukan perjalanan panjang dari kota Sangatta menuju Balikpapan di Kalimantan timur, entah seperti apa dari celetukan-celetukan teman saat mengomentari kondisi jalan dan perilaku masyarakat dalam berlalu lintas munculah kalimat Mengundurkan Diri
dari Kehidupan atau dalam bahasa gaulnya kalau gak salah Resign of Life.
Sebagai gambaran kalau kita adalah seorang  karyawan diperusahaan ataupun di kantor pemerintahan usia pensiun karyawan adalah di umur 55 tahun, anggaplah umur 24 tahun usai lulus kuliah kita melamar pekerjaan lalu diterima namun saat usia karyawan menginjak umur 35 tahun belum saatnya pensiun yang seharusnya di usia 55 tahun, yang bersangkutan sudah keluar dari perusahaan tersebut, alias Mengundurkan diri atau Resign. Ada beberapa penyebab kenapa karyawan resign antara lain dia sudah tidak nyaman, jenuh  bekerja di perusahaan tersebut, masalah keluarga yang mengharuskan dia keluar, bahkan karena dipecat oleh perusahaan karena kinerjanya yang buruk, ataupun karena attitudenya yang dibawah standart kebaikan.
Dalam ilmu keselamatan ada yang mengatakan jika kecelakaan yang menyebabkan orang meninggal dunia dan cacat adalah karena faktor Manusia, Peralatan. dan takdir. Ada juga yang mengatakan karena faktor tindakan tidak aman, kondisi tidak aman dan juga takdir. Bahkan yang terbaru semua kecelakaan itu karena faktor manusia akibat perilaku yang tidak aman namun kita tidak akan membahas hal tersebut satu persatu. Saya pribadi setuju dengan pendapat terakhir Faktor manusia adalah actor utama dari setiap kejadian di dunia ini termasuk dalam hal penyebab kecelakaan.


Kembali ke Topik pembahasan…..
Fenomena dimasyarakat umum yang sangat luar biasa dan penuh dengan keikhlasan saat menghadapi musibah adalah hal yang patut diapresiasi tinggi. Kita pernah melihat entah tetangga, saudara ,teman saat salah satu anggota keluarga mereka mengalami kecelakaan, mereka selalu mengatakan ini sudah Suratan Takdir dari Allah.
Penulis tidak menyalahkan fenomena tersebut. Namun mari kita bahas bersama dengan beberapa contoh…
  1. Saat orang mengendarai sepeda motor dijalan umum, saya tidak menyebut jalan raya namun jalan umum, karena jalan raya juga termasuk jalan umum, jalan di gang-gang komplek kita juga namanya jalan umum. Masih sering kita menjumpai mereka tidak menggunakan helmet keselamatan, pernah membayangkan saat motor mereka diserempet saja oleh kendaraan roda empat, apa yang terjadi? Kepala pecah … kaki patah….tangan patah,  terparah kematian bisa terjadi. Ini yang dinamakan takdir ? orang tsb  meninggal karena sudah Takdirnya…
  2. Anak-anak remaja  trek-trek kan dijalan umum yang lapang, tidak menggunakan helmet, motor yg digunakan pun sudah tidak standart, motor jatuh orangnyapun ikut jatuh pastinya dan akhirnya meninggal,  itu juga takdir ? anak remaja itu meninggal karena sudah takdirnya ….
  3. Seorang karyawan saat Medical Check Up (MCU) ternyata butuh untuk Follow Up karena ada gejala gangguan jantungnya yang dipicu karena Kolesterol, glucose, SGPT diatas ambang batas normal dan dokter merekomendasikannya untuk pergi ke dokter spesialis penyakit dalam, ini masih dalam fase Minor makanya belum direkomendasikan ke Dokter Spesialis Jantung , namun karyawan tersebut tidak melakukan Follow up sesuai rekomendasi hasil MCU. Bisa membayangkan apa akan terjadi setelah satu tahun, dua tahun, tiga tahun bahkan empat tahun kemudian? Karyawan tersebut akan terkena serangan Jantung, Stroke dan ujung-ujungnya Kematian..!!! salah siapa? Ini juga takdir? Karyawan tersebut meninggal karena sudah takdirnya…


Mari kita flash back dari contoh  nomor 1, 2, dan 3
  1. Bila orang tersebut selalu membiasakan Safety Riding dimanapun dia berada, dia selalu mengecek kondisi motornya, mengikuti batas kecepatan dan aturan lalu lintas, helmet selalu digunakan saat kemanapun dia pergi dengan mengendarai motor kesayangannya, tentu peristiwa nomor satu itu tidak akan terjadi. Kalaupun hal terburuk orang tersebut diserempet kendaraan roda empat adalah dia terjatuh namun kepalanya terlindungi oleh helmet yang selalu dia kaitkan. Selamatlah orang itu..
  2. Bila anak-anak itu tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang buruk ditunjang dengan bekal pengetahuan keselamatannya bahwa trek-trek kan tersebut adalah hal berbahaya terlebih dilakukan di jalan umum bukan dilintasan balap motor, Selamatlah anak itu..
  3. Bila karyawan itu tidak bandel mengikuti anjuran dokter untuk segera berobat ke dokter spesialis penyakit dalam maka dokter tersebut akan memberikannya obat, pemeriksaan insentif secara berkala dan meminta karyawan tersebut menerapkan pola hidup sehat serta berolah raga secara teratur, kemungkinan penyakit yang dikhawatirkan tersebut tidak akan muncul, Selamatlah karyawan itu…


Kejadian-kejadian seperti contoh diatas itu bukan takdir semua murni karena kecerobohan manusia yang tidak mau mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan, mereka mengabaikan peraturan, pembiaran terjadi disini. Berulang-ulang tindakan tidak aman dilakukan tanpa peduli resiko yang akan terjadi kedepannya.
Penulis memberikan contoh ini yang namanya Takdir … Motor rutin dilakukan Service berkala, kondisi motor standart layak pakai, helmet klik, surat-surat kendaraan lengkap, dalam berlalu lintas selalu mematuhi aturan lalu lintas umum, kondisi pengemudi sehat dan konsentrasi saat mengemudi namun secara mendadak tiba-tiba ditabrak kendaraan lain dari belakang maupun dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi sehingga driver kehilangan kontrol, terjatuh dan meninggal dunia.  Contoh kedua … pimpinan perusahaan sedang rapat di ruang meeting tiba-tiba pesawat jatuh tepat diatas ruangan meeting tersebut, semua pimpinan perusahaan tersebut meninggal dunia, ini yang namanya Takdir,,suatu peristiwa yang tidak bisa dikontrol, tidak bisa dikendalikan dan sudah diluar kendali manusia



Manusia masih bisa memperpanjang umur kehidupan dengan selalu berperilaku  aman  dengan peduli terhadap faktor Keselamatan, kesehatan dan Lingkungan, jangan selalu menyalahkan Sang Pencipta dengan mengatakan bahwa ini Takdir Allah…seperti salah satu ayat Allah,,” Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” (QS.13:11)
    Dari  ayat diatas memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada manusia untuk menentukan nasibnya sendiri, karena sebenarnya kita sendirilah yang paling bertanggunjawab atas hidup dan nasib kita bukan karena faktor lingkungan, keadaan, kondisi dan takdir semua hal –hal itu tidak bisa dijadikan kambing hitam akan kegagalan hidup kita semua kembali pada diri kita sendiri, apakah kita masih mau berperilaku aman & selamat atau tidak?


Ayat yang lain ,
QS An Nisaa:79 Dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.  
QS Asy Syura : 30  Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan  oleh perbuatan tanganmu sendiri …
Qa An Najm ; 39  ‘Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya…

Kalimat Resign dari Kehidupan ini memang belum pernah ditemui dalam artikel-artikel keselamatan maupun jurnal-jurnal keselamatan, atau mungkin penulis yang belum pernah mendengar dan baca hal tersebut. Namun kalimat diatas memang sempat mengusik pikiran penulis untuk menuangkannya didalam tulisan yang kemungkinan akan dibahas juga diperdebatkan, whatever. Inilah jadinya. Apakah kita mau cepat-cepat mengakhiri hidup yang indah di dunia ini ? padahal seharusnya hidup kita masih bisa jauh lebih lama lagi ? jawabannya hanya pada diri pribadi kita masing-masing?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar