HENDRA PRATHAMA
HSE INDONESIA SANGATTA
16 APRIL 2015 PUKUL 16.00 WITA
MATERI CELOTEH PENDIDIKAN RADIO GEMA WANA PRIMA
(GWP) SANGATTA
HARI BUMI
SEJARAH HARI BUMI
Para
pemerhati lingkungan sedunia, akan kembali memperingati Hari Bumi sedunia tahun
yang jatuh pada tanggal 22 April. Nah bagaimana awal mula Peringatan Hari Bumi
digagas? hingga bisa menginspirasi lahirnya berbagai kelompok besar pelestari
lingkungan hidup seperti Greenpeace di Kanada, organisasi lingkungan fenomenal
dengan aksi-aksi nekat nan kreatif. Pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan
bumi utara) dan musim gugur di belahan bumi selatan bertepatan tanggal 22
April 1970, kira-kira 20 juta warga Amerika Serikat dan mahasiswa turun
ke jalan memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengampanyekan kesehatan
dan keberlangsungan lingkungan. Mereka
berkumpul menentang kerusakan lingkungan yang disebabkan buruknya saluran
pembuangan, serta semakin punahnya kelestarian flora di negeri itu. Aktor utama
aksi nasional itu adalah Gaylord Nelson, politikus dan senator pertama yang
menyuarakan isu-isu lingkungan menjadi agenda Senat AS.
FUNGSI POHON
Menurut
Ir Sobirin, dewan Pakar DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan lingkungan
Tatar Sunda), Pohon adalah makhluk hidup yang tidak bisa berjalan tetapi
memberikan peran yang signifikan bagi mahluk yang berjalan, beberapa fungsi
pohon di atas tanah diantaranya adalah:
- Menghasilkan oksigen 1,2 kg/pohon/hari
- Membuat teduh/ sejuk, menyerap panas 8x lebih
banyak
- Menjaga kelembaban, menguapkan ¾ air hujan ke
atmosfir
- Menyerap debu
- Mengundang burung
- Membuat keindahan
Sementara itu fungsi pohon di bawah tanah
diantaranya adalah:
- Menyerapkan air ke tanah
- Mengikat butir-butir tanah
- Mengikat air di pori tanah dengan kapilaritas
dan tegakan permukaan
Tanaman yang dipergunakan untuk pohon peneduh
jalan, selain harus memenuhi persyaratan sebagai pohon pelindung jalan, juga
harus mempunyai bentuk yang praktis dan indah. Dalam memilih pohon untuk
pelindung jalan juga harus diperhatikan antara lain :
- Pohon tidak mempunyai akar yang besar dan
cepat tumbuh, agar supaya tidak merusak konstruksi jalan .
- Mempunyai akar yang (paling tidak) dapat
bertahan terhadap keruksakan yang disebabkan oleh getaran lalulintas,
berarti mudah hidup dengan subur dalam keadaan yang kurang baik.
- Pohon yang mempunyai percabangan dan ranting
yang kuat dan tidak mudah tumbang.
- Tidak mempunyai buah yang terlampau besar,
sehingga membahayakan pemakai jalan.
- Apabila memungkinkan, sebaiknya dipilih
tanaman yang mendatangkan keuntungan.
Kegiatan penghijauan di kota sangat memberikan hal
yang positif bagi warga sekitarnya beberapa fungsi penghijauan suatu kota
antara lain sebagai berikut:
- Sebagai paru-paru kota
- Untuk menurunkan suhu udara
- Meresap air hujan, menjamin persediaan air
tanah
- Mencegah terjadinya erosi
- Perlindungan terhadap angin, debu, sinar
matahari, bunyi dan lain-lain.
- Menjamin keseimbangan alami.
- Memenuhi kebutuhan hidup manusia antara lain:
buah-buahan, sayur-sayuran.
- Untuk keindahan kota.
Suksesnya penghijauan dalam kota tidak terlepas
dari semua elemen masyarakat, karena masalah lingkungan membutuhkan sinergi
semua pihak. Barangkali sejuknya kota dan nyamannya menjadi pejalan kaki atau
pengendara akan kita rasakan bila kota hijau tertata dengan baik. Dengan
sendirinya lingkungan akan memberikan sebuah timbal balik positif dalam
menyediakan kenyamanan bagi kehidupan itu sendiri.
POHON
TREMBESI
ASAL NAMA TREMBESI
Trembesi
yang nama latinnya Samanea
saman berasal
dari daerah Amerika Latin, termasuk tanaman yang berdiameter besar dan bisa
tumbuh tinggi hingga mencapai 25 sampai 35 meter, berkanopi seperti payung. Di
salah satu negara di Eropa pohon trembesi ada yang tingginya 60 meter dan lebar
kanopinya 80 meter.
KEUNGGULAN POHON TREMBESI
Trembesi
merupakan tanaman yang memiliki keunggulan dalam menyerap karbondioksida
sehingga cocok untuk penghijauan. Berdasarkan penelitian di Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon tersebut dapat menyerap 28 ton CO2 setiap tahun. Karenanya Trembesi
banyak ditanam sebagai tumbuhan peneduh di pinggir jalan sekaligus untuk
menyerap gas buang transportasi yang padat di jalan raya.
KEMAMPUAN POHON TREMBESI
Pohon
Trembesi memiliki kemampuan yang kuat menyerap air tanah. Kini itu telah
tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis di dunia termasuk di Indonesia.
Bahkan di halaman tengah antara Istana Negara dan Istana Merdeka sendiri
terdapat dua pohon Trembesi yang ditanam oleh Presiden pertama Indonesia
Soekarno.
MANFAAT POHON TREMBESI
Berdasarkan
hasil penelitian Hartwell pada tahun 1967-1971 di Venezuela akar trembesi dapat
digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk membunuh kanker.
JENIS
JENIS TANAH DAN CARA MENYUBURKANNYA
Tanah yang
subur adalah tanah yang apabila ditanami tumbuhan/tanaman bisa memberikan hasil
yang banyak berupa produksi daun, batang, buah atau umbi. Guna mencapai tujuan
tersebut maka tanah yang dijadikan lahan usaha perluada upaya agar tanah
tersebut subur dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan berkelanjutan.
Seperti lapisan top soil merupakan lapisan di bawah lapisan O
lapisan ini berwarna lebih gelap daripada lapisan tanah di bawahnya. Lapisan
ini terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Selain itu,
aktivitas biologi dan hewan maupun organisme (seperti cacing tanah, nematoda,
atau jamur) dapat ditemui di lapisan ini. Tebal lapisan ini sekitar 10 cm.
Ada beberapa
macam cara untuk menyuburkan tanah diantaranya:
1.
Pada tanah yang banyak mengandung liat (tanah
liat). Jenis tanah ini banyak mengandung makanan tapi sayang tidak bisa dimakan
oleh tumbuhan karena kekurangan kadar oksigen (O2). Untuk menanggulanginya yaitu
mengupayakan agar tersedia O2. Caranya adalah dengan memberikan : kompos,
bokashi pupuk kandang arang, atau bahan organik lainnya sehingga tanah menjadi
gembur.
2.
Pada tanah yang berpasir atau tanah yang banyak
mengandung pasir. Jenis tanah ini adalah sulit mengikat air, cepat kering dan
merana. Adapun cara mengatasi tanah seperti ini adalah dengan menambahkan bahan
organic seperti : kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk organik daun hijau yang
mudah busuk ditambah dengan kotoran hewan, tanah dan air dengan perbandingan 1:
1: 1: 1, simpan didalam drum dan biarkan selama 3 minggu.
3.
Pada tanah yang banyak mengandung kapur. Jenis
tanah ini memiliki keasaman yang tinggi, mudah longsor, makanan mikronya kurang
tersedia (contoh : zat besi, seng, tembaga). Untuk mengatasi jenis tanah
seperti ini adalah dengan memberikan pupuk kompos, dan dedaunan yang hijau
apalagi bila dedaunannya jenis tanaman yang berbunga kupu-kupu seperti
kacang-kacangan, johar, turi, dll. Dan untuk menurunkan tingkat keasaman
dilakukan dengan cara memberikan pupuk yang mengandung belerang.
4.
Tanah yang bersifat asam. Tanda-tanda tanah yang
bersifat asam bila di sawah warna air kuning berkarat, bila di darat suka
ditumbuhi alang-alang, haredong (sunda)/ sedudu, bila ditanami jagung buah
jagungnya menguning dan bila ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas.
Apabila menemukan tanah seperti ini keasamannya (pH) berkisar antara 3 – 5.
Dengan demikian pHnya harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman.
Untuk mengatasi masalah tanah seperti ini ada banyak cara diantarnya :
Ø Tanah
dijemur. Tanah dicangkul, dibajak. Tanah yang berupa bongkahan
dibiarkanterjemur oleh sinar matahari selama 2 minggu.
Ø Diberi
arang sekam. Tanah ditaburi arang sekam selanjutnya dicangkul hingga arang
tersebut bercampur dengan tanah.
Ø Memperbaiki
tata udara dalam tanah. Tanah diolah kemudian dibuat parit-parit untuk
menghindari genangan air dan pada tanah gambut dibuat memanjang dengan jarak 25
m agar terjadi pencucian dan yang asam mengalir.
Ø Menambahkan
pupuk organik. Dengan menambah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan
yang banyak, maka secara bertahap pH tanah akan berangsur-angsur naik atau
dengan kata lain keasaman berkurang secara bertahap.
Ø Pengapuran.
Untuk menurunkan tingkat keasaman atau menaikkan pH dapat ditaburkan kapur
pertanian di atas tanah yang sudah dicangkul kemudian dicangkul kemudian diaduk
dengan tanah, apabila sudah tercampur kapur pertanian dengan tanah siram dengan
air dapat pula denga air hujan, biarkan 10 sampai 15 hari, baru ditanam.
5.
Tanah Gambut. Tanah ini kaya akan zat organik
namun belum bisa dijadikan makanan oleh tumbuhan karena belum terurai dan pHnya
rendah atau asam. Sirkulasi udara yang kurang baik sehingga bakteri tidak bisa
bekerja secara maksimal. Pada tanah yang seperti ini hanya beberapa jenis
tanaman saja yang dapat hidup seperti karet. Cara mengatasi jenis tanah yang
seperti ini :
Ø Memberikan
kompos dari pupuk kandang, arang atau bokashi pupuk kandang arang.
Ø Membuat
tali parit atau parit sebanyak mungkin.
Ø Memberikan
kultur campuran mikro organisme yang menguntungkan.
Ø Memberikan
bakteri yang berasal dari limbah yang mengandung banyak protein seperti :
limbah tahu, darah, atau ikan busuk.
6.
Tanah podsolik merah kuning. Tanah ini banyak
terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Cara mengatasi jenis tanah seperti ini
dengan cara :
Ø Memberikan
bahan organic berupa kompos yang banyak.
Ø Menutup
tanah atau memberi mulsa pada setiap tanaman sehingga lapisan atas tanah akan
terlindungi dari erosi ketika hujan.
Ø Memberikan
bakteri yang menguntungkan
KESIMPULAN DARI TEKNIK PENYUBURAN TANAH INI ADALAH
:
v Memberikan
bahan organic berupa kompos atau bokashi hal mutlak perlu dilakukan untuk
menyuburkan tanaman.
v Menjaga
ekosistem kehidupan didalam tanah membuat tumbuhan tumbuh secara optimum.
v Mengatur
tata udara dan air untuk membantuk menyuburkan tanah.
v Sasaran
perbaikan ditujukan kepada fisik, kimia dan biologi tanah.
HUTAN INDONESIA
Indonesia memiliki 10%
hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah
spesies binatang menyusui/mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan
ampibi, 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian
dianataranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut. Luas
hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya
sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia
yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan
hutan tropis secara besar-besaran.
Laju kerusakan hutan periode 1985-1997
tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi
3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat
dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan
hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan
lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan.
[Badan Planologi Dephut, 2003].
Apa Dampak Kerusakan Hutan?
Dengan semakin
berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia
telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan,
banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat
telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan
kerugian milyaran rupiah, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana
banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan [Bakornas Penanggulangan
Bencana, 2003].
Selain itu, Indonesia juga akan
kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa
Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia selama ini merupakan sumber kehidupan
bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan tempat penyedia makanan,
penyedia obat-obatan serta menjadi tempat hidup bagi sebagian besar rakyat
Indonesia. Dengan hilangnya hutan di Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan
sumber makanan dan obat-obatan. Seiring dengan meningkatnya kerusakan hutan
Indonesia, menunjukkan semakin tingginya tingkat kemiskinan rakyat Indonesia,
dan sebagian masyarakat miskin di Indonesia hidup berdampingan dengan hutan.
Hutan Indonesia juga merupakan
paru-paru dunia, yang dapat menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi
kehidupan di muka bumi ini. Fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan
terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan
berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir
serta tanah longsor di musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak
serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
Mengapa Hutan Kita Rusak?
Industri perkayuan di
Indonesia memiliki kapasitas produksi sangat tinggi dibanding ketersediaan
kayu. Pengusaha kayu melakukan penebangan tak terkendali dan merusak, pengusaha
perkebunan membuka perkebunan yang sangat luas, serta pengusaha pertambangan
membuka kawasan-kawasan hutan. Sementara itu rakyat digusur dan dipinggirkan
dalam pengelolaan hutan yang mengakibatkan rakyat tak lagi punya akses terhadap
hutan mereka. Dan hal ini juga diperparah dengan kondisi pemerintahan yang
korup, dimana hutan dianggap sebagai sumber uang dan dapat dikuras habis untuk
kepentingan pribadi dan kelompok.
Upaya Yang Dilakukan?
Pemerintah Indonesia
melalui keputusan bersama Departemen Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan sejak tahun 2001 telah mengeluarkan larangan ekspor kayu bulat
(log) dan bahan baku serpih. Dan di tahun 2003, Departemen Kehutanan telah
menurunkan jatah tebang tahunan (jumlah yang boleh ditebang oleh pengusaha
hutan) menjadi 6,8 juta meter kubik setahun dan akan diturunkan lagi di tahun
2004 menjadi 5,7 juta meter kubik setahun. Pemerintah juga telah membentuk
Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK) yang bertugas untuk melakukan
penyesuaian produksi industri kehutanan dengan ketersediaan bahan baku dari
hutan. Selain itu, Pemerintah juga telah berkomitmen untuk melakukan
pemberantasan illegal logging dan juga melakukan rehabilitasi hutan melalui
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang diharapkan di tahun
2008 akan dihutankan kembali areal seluas tiga juta hektar.
Hasil Yang Diperoleh?
Sayangnya
hingga tahun 2002 masih dilakukan ekspor kayu bulat yang menunjukkan adanya
pelanggaran dari kebijakan pemerintah sendiri. Dan pemerintah masih akan
memberikan ijin pengusahaan hutan alam dan hutan tanaman seluas 900-an ribu
hektar kepada pengusaha melalui pelelangan. Pemerintah juga belum memiliki
perencanaan menyeluruh untuk memperbaiki kerusakan hutan melalui rehabilitasi,
namun kegiatan tersebut dipaksakan untuk dilaksanakan, yang tentunya akan
mengakibatkan terjadinya salah sasaran dan kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam pelaksanaan.
Apa yang seharusnya dilakukan?
Untuk menghentikan kerusakan
hutan di Indonesia, maka pemerintah harus mulai serius untuk tidak lagi
mengeluarkan ijin-ijin baru pengusahaan hutan, pemanfaatan kayu maupun
perkebunan, serta melakukan penegakan hukum terhadap pelaku ekspor kayu.
Menurut Prof. Dr. Sudjarwadi (UGM), 1 rim kertas setara
dengan 1 pohon berumur 5 tahun.
seperti halnya pemerintah, apa yang
bisa kita lakukan??? gerakan-gerakan peduli lingkungan mungkin sudah waktunya
kita galakkan, baik tentang hutan ataupun yang lainnya. Demi selamatnya hutan
kita, kekayaan kita, dan bumi kita. Untuk siapa?? untuk kita dan anak cucu
kita…
TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar