Minggu, 22 April 2018

MEMBANGUN SAFETY LEADERSHIP DI DUNIA PENDIDIKAN


MEMBANGUN SAFETY LEADERSHIP
DI DUNIA PENDIDIKAN
OLEH :  Hendrajati, S.Pd  (Praktisi HSE, Pendiri & Ketua Umum HSE Indonesia &
Mahasiswa Pasca Sarjana MP  UAD Yogyakarta)

Kenapa Perlu ?
Pernahkah terpikir jika dunia pendidikan pun memerlukan Kepemimpina Keselamatan ? jika Manajemen Mutu yang berasal dari dunia industri saja bisa diterapkan dengan sangat baik di dunia Pendidikan , kenapa Manajemen Keselamatan yang didalamnya terdapat Kepemimpinan Keselamatan tidak bisa diterapkan? Segala sesuatu harus ada yang mewacanakan dan memulainya.
            Baiklah sebelum terlalu jauh membahas, alangkah lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Kepemimpian Keselamatan atau Safety Leadership? Banyak pendapat para pakar namun penulis hanya akan mengutip satu saja pendapat tentang apa itu Safety Leadership? Kepemimpinan Keselamatan adalah kemampuan pimpinan untuk mengerahkan dan menggerakkan seluruh bawahannya untuk mencapai target terciptanya budaya keselamatan kerja dalam organisasi, Operasionalnya mengacu kepada pembinaan, kepedulian terhadap keselatan dan pengendaliannya.
Apakah hanya orang-orang industri saja yang membutuhkan keselamatan dikarenakan aktifitas kerjanya beresiko sangat tinggi sedangkan di dunia pendidikan yang didalamnya terdapat para pengajar, tenaga kependidikan, siswa dan mitra sekolah juga tidak membutuhkan rasa aman,nyaman dan terjamin keselamatannya ketika berada diareal sekolah. Sungguh sangat tidak adil perlakuan yang diberikan  kepada para pahlawan bangsa ini dan kepada para generasi penerus bangsa. Keselamatan adalah hak individu setiap manusia serta wajib diberikan hak-hak itu kepada setiap manusia dinegara ini. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 (1) segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Mengenai Keselamatan ini juga memiliki undang-undang No 1 tahun 1970 dan PP No 50 Tahun 2012 belum lagi Peraturan Pemerintah lainnya . Artinya segala aktifitas yang ada dimasyarakat ini diatur keselamatannya oleh pemerintah Indonesia tanpa terkecuali bukan hanya dipahami dengan kacamata sederhana bahwa hanya para pekerja yang dilindungi.
Kembali ke pertanyaan diatas, kenapa perlu adanya Kepemimpinan Keselamatan di Dunia Pendidikan ? Jawabnya sangat perlu sekali. Saya akan bertanya kepada para pembaca yang budiman dan cukup dijawab didalam hati masing-masing . Serangkaian pertanyaan sederhana saya cukup dijawab dengan Pernah dan tidak pernah.
1.      Pernahkan anak anda jatuh di Sekolah ?
2.      Pernahkan anak anda tertimpa meja belajar dikelas?
3.      Pernahkah anak anda terjepit di sekolah?’
4.      Pernahkah anak anda terbentur pintu sekolah?
5.      Pernahkah anak anda luka-luka ketika pulang sekolah?
6.      Dan puluhan pertanyaan serupa lainnya.

Diantaranya pasti ada yang menjawab pernah dan tidak pernah, kenapa hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana cara sekolah menangani siswa yang terluka walaupun tidak menutup kemungkinan tenaga pengajar & tenaga kependidikan serta mitra sekolah kemungkinan juga pernah mengalami hal serupa. Pernahkan kejadian-kejadian tersebut di dicatat/Record pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan setempat ? sudah pasti jawabnya BELUM. Bangsa kita masih sangat kurang menghargai Nyawa Manusia. Ekstrim namun memang itulah kenyataannya. Kejadian-kejadian tersebut diatas tadi sangat bisa diminimalisir asalkan pihak sekolah mempunyai Komitmen terhadap Keselamatan di Sekolah bukan hanya Komitmen terhadap Lingkungan saja namun mengabaikan faktor manusia yang merupakan Sumber Daya hebat untuk kemajuan suatu bangsa.

Komitmen muncul dari Pimpinan Tertinggi di Sekolah yaitu Kepala Sekolah, jika di Dinas Pendidikan Komitmen muncul dari Kepala Dinas pendidikan setempat, jika di kementerian Pendidikan maka Komitmen harus muncul dari Menteri Pendidikan. Kemudian siapakah Safety Leadership di Dunia Pendidikan terutama di sekolah ?
1.      Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan  suntuk mengerahkan, menggerakkan seluruh bawahannya yaitu para guru, staff adminstrasi, petugas kebersihan sekolah, petugas keamanan sekolah, tukang parkir sekolah, para siswa untuk mencapai target terciptanya budaya keselamatan  di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut tidak hanya memiliki  kemampuan manajerial saja namun pengetahuan keselamatan juga harus mulai ditumbuhkan dalam dirinya, ditularkan kepada anggotanya dan diterapkan di sekolahnya sehingga akan tercipta Sekolah yang aman, nyaman, sehat, asri dan tentunya bermutu.
2.      Guru Kelas. Seorang guru tidak hanya mengerjakan tugasnya sekadar untuk mengajar materi namun juga mendidik, mendidik moral para siswa, juga mendidik siswa untuk berperilaku aman dan selamat dalam setiap aktifitasnya sehari-hari. Tanamkan nilai-nilai keselamatan didalam diri para siswa antara lain ketertiban saat keluar masuk kelas, melakukan tugas piket kelas dengan aman tanpa adanya siswa cedera baik jari maupun tangan, tata cara membuka-menutup pintu agar tidak ada yang terjepit akibat aktifitas  siswa, guru melakukan pengecekan kondisi kelas antara lain kondisi jendela, pintu,meja, kursi,kondisi kabel listrik dikelas, segera melaporkan bila ditemukan kerusakkan-kerusakkan untuk segera ditindaklanjuti, jangan dilakukan pembiaran yang bisa mengakibatkan suatu saat siswa atau bahkan gurunya sendir yang akan menjadi korban. Pengecekan peralatan elektronik lainnya, kebersihan kelas dll. Hal-hal yang sepertinya sepele dilakukan bahkan mungkin tidak pernah terpikir oleh para pendidik sendiri apa manfaat dari aktifitas rutin tersebut.
Keselamatan adalah Pengendalian kerugian terhadap Manusia ( yang utama ), Lingkungan, Peralatan dan Material. Tugas sebagai Seorang Safety leadership yang mempunyai Jabatan/kedudukan disekolah tentunya tidak ingin melihat para siswanya mengalami kecelakaan dilingkungan sekolah akibat kondisi sekolah yang sangat tidak aman bagi siswanya dan penghuni sekolah. Berapa kerugian bila itu terjadi, terutama kerugian materil dari orang tua siswa yang harus membiayai pengobatan anak-anak mereka karena kebanyakan sekolah tidak menanggung biaya akibat kecelakaan siswa di sekolah., belum lagi karena kecelakaan itu siswa harus berhari-hari absen tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswalah pihak yang paling dirugikan.
Semoga kedepannya Keselamatan tidak hanya menjadi Nafas dunia Industri namun menjadi Nafas dunia Pendidikan di tanah air ini. Dan akan muncul ribuan bahkan ratusan Safety Leadership di Dunia Pendidikan suatu saat nanti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar