MEMBANGUN SAFETY LEADERSHIP
DI DUNIA PENDIDIKAN
OLEH :
Hendrajati, S.Pd (Praktisi HSE, Pendiri
& Ketua Umum HSE Indonesia &
Mahasiswa Pasca Sarjana MP UAD Yogyakarta)
Kenapa Perlu ?
Pernahkah terpikir jika
dunia pendidikan pun memerlukan Kepemimpina Keselamatan ? jika Manajemen Mutu
yang berasal dari dunia industri saja bisa diterapkan dengan sangat baik di
dunia Pendidikan , kenapa Manajemen Keselamatan yang didalamnya terdapat
Kepemimpinan Keselamatan tidak bisa diterapkan? Segala sesuatu harus ada yang
mewacanakan dan memulainya.
Baiklah
sebelum terlalu jauh membahas, alangkah lebih baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu apa itu Kepemimpian Keselamatan atau Safety Leadership? Banyak pendapat
para pakar namun penulis hanya akan mengutip satu saja pendapat tentang apa itu
Safety Leadership? Kepemimpinan
Keselamatan adalah kemampuan pimpinan untuk mengerahkan dan menggerakkan
seluruh bawahannya untuk mencapai target terciptanya budaya keselamatan kerja
dalam organisasi, Operasionalnya mengacu kepada pembinaan, kepedulian terhadap
keselatan dan pengendaliannya.
Apakah hanya orang-orang industri
saja yang membutuhkan keselamatan dikarenakan aktifitas kerjanya beresiko
sangat tinggi sedangkan di dunia pendidikan yang didalamnya terdapat para pengajar,
tenaga kependidikan, siswa dan mitra sekolah juga tidak membutuhkan rasa
aman,nyaman dan terjamin keselamatannya ketika berada diareal sekolah. Sungguh
sangat tidak adil perlakuan yang diberikan
kepada para pahlawan bangsa ini dan kepada para generasi penerus bangsa.
Keselamatan adalah hak individu setiap manusia serta wajib diberikan hak-hak
itu kepada setiap manusia dinegara ini. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27
(1) segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Mengenai Keselamatan ini juga memiliki undang-undang No 1 tahun 1970 dan PP No
50 Tahun 2012 belum lagi Peraturan Pemerintah lainnya . Artinya segala
aktifitas yang ada dimasyarakat ini diatur keselamatannya oleh pemerintah
Indonesia tanpa terkecuali bukan hanya dipahami dengan kacamata sederhana bahwa
hanya para pekerja yang dilindungi.
Kembali ke pertanyaan
diatas, kenapa perlu adanya Kepemimpinan Keselamatan di Dunia Pendidikan ? Jawabnya sangat perlu sekali. Saya akan bertanya
kepada para pembaca yang budiman dan cukup dijawab didalam hati masing-masing .
Serangkaian pertanyaan sederhana saya cukup dijawab dengan Pernah dan tidak
pernah.
1.
Pernahkan anak
anda jatuh di Sekolah ?
2.
Pernahkan anak
anda tertimpa meja belajar dikelas?
3.
Pernahkah anak
anda terjepit di sekolah?’
4.
Pernahkah anak
anda terbentur pintu sekolah?
5.
Pernahkah anak
anda luka-luka ketika pulang sekolah?
6.
Dan puluhan
pertanyaan serupa lainnya.
Diantaranya
pasti ada yang menjawab pernah dan tidak pernah, kenapa hal itu bisa terjadi?
Dan bagaimana cara sekolah menangani siswa yang terluka walaupun tidak menutup
kemungkinan tenaga pengajar & tenaga kependidikan serta mitra sekolah
kemungkinan juga pernah mengalami hal serupa. Pernahkan kejadian-kejadian
tersebut di dicatat/Record pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan setempat ?
sudah pasti jawabnya BELUM. Bangsa
kita masih sangat kurang menghargai Nyawa Manusia. Ekstrim namun memang itulah
kenyataannya. Kejadian-kejadian tersebut diatas tadi sangat bisa diminimalisir
asalkan pihak sekolah mempunyai Komitmen terhadap Keselamatan di Sekolah bukan
hanya Komitmen terhadap Lingkungan saja namun mengabaikan faktor manusia yang
merupakan Sumber Daya hebat untuk kemajuan suatu bangsa.
Komitmen muncul dari Pimpinan Tertinggi di Sekolah yaitu Kepala Sekolah,
jika di Dinas Pendidikan Komitmen muncul dari Kepala Dinas pendidikan setempat,
jika di kementerian Pendidikan maka Komitmen harus muncul dari Menteri
Pendidikan. Kemudian siapakah Safety
Leadership di Dunia Pendidikan terutama di sekolah ?
1.
Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan suntuk mengerahkan, menggerakkan seluruh
bawahannya yaitu para guru, staff adminstrasi, petugas kebersihan sekolah,
petugas keamanan sekolah, tukang parkir sekolah, para siswa untuk mencapai
target terciptanya budaya keselamatan di
sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut tidak hanya memiliki kemampuan manajerial saja namun pengetahuan
keselamatan juga harus mulai ditumbuhkan dalam dirinya, ditularkan kepada
anggotanya dan diterapkan di sekolahnya sehingga akan tercipta Sekolah yang
aman, nyaman, sehat, asri dan tentunya bermutu.
2.
Guru Kelas. Seorang guru tidak hanya mengerjakan tugasnya sekadar
untuk mengajar materi namun juga mendidik, mendidik moral para siswa, juga
mendidik siswa untuk berperilaku aman dan selamat dalam setiap aktifitasnya
sehari-hari. Tanamkan nilai-nilai keselamatan didalam diri para siswa antara
lain ketertiban saat keluar masuk kelas, melakukan tugas piket kelas dengan
aman tanpa adanya siswa cedera baik jari maupun tangan, tata cara
membuka-menutup pintu agar tidak ada yang terjepit akibat aktifitas siswa, guru melakukan pengecekan kondisi
kelas antara lain kondisi jendela, pintu,meja, kursi,kondisi kabel listrik
dikelas, segera melaporkan bila ditemukan kerusakkan-kerusakkan untuk segera
ditindaklanjuti, jangan dilakukan pembiaran yang bisa mengakibatkan suatu saat
siswa atau bahkan gurunya sendir yang akan menjadi korban. Pengecekan peralatan
elektronik lainnya, kebersihan kelas dll. Hal-hal yang sepertinya sepele
dilakukan bahkan mungkin tidak pernah terpikir oleh para pendidik sendiri apa
manfaat dari aktifitas rutin tersebut.
Keselamatan adalah
Pengendalian kerugian terhadap Manusia ( yang utama ), Lingkungan, Peralatan
dan Material. Tugas sebagai Seorang Safety leadership yang mempunyai
Jabatan/kedudukan disekolah tentunya tidak ingin melihat para siswanya
mengalami kecelakaan dilingkungan sekolah akibat kondisi sekolah yang sangat
tidak aman bagi siswanya dan penghuni sekolah. Berapa kerugian bila itu
terjadi, terutama kerugian materil dari orang tua siswa yang harus membiayai
pengobatan anak-anak mereka karena kebanyakan sekolah tidak menanggung biaya
akibat kecelakaan siswa di sekolah., belum lagi karena kecelakaan itu siswa
harus berhari-hari absen tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswalah
pihak yang paling dirugikan.
Semoga
kedepannya Keselamatan tidak hanya menjadi Nafas dunia Industri namun menjadi
Nafas dunia Pendidikan di tanah air ini. Dan akan muncul ribuan bahkan ratusan
Safety Leadership di Dunia Pendidikan suatu saat nanti.