SEJARAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
Dalam tahun 1760 sebelum Masehi,
Raja hammurabi, yang merupakan pendiri dynasti Babylonia, menyusun kumpulan
undang-undang dan peraturan yang kemudian disebut Kode Hammurabi. Kode ini,
telah diterima oleh raja dari dewa matahari, Shamash, yang memberikan prosedur
mengenai hak-hak milik, hak perorangan, dan hutang-piutang. Ini diberikan
antara lain untuk mengatur kerusakan yang disebabkan oleh pengabaian dalam
berbagai perdagangan. Sebagai
contoh, ini mengatur mengenai hal berikut : Jika seorang pembangun membangun
rumah untuk seseorang dan tidak membangunnya secara tepat, kemudian rumah
tersebut runtuh dan menewaskan pemiliknya, maka pembangun harus dihukum mati.
Jika pembuat kapal membuat perahu untuk seseorang dan tidak membuatnya dengan kuat, jika selama tahun yang sama perahu tersebut rusak, maka pembuat kapal harus memperbaikinya dengan biayanya sendiri. Kapal yang telah diperbaiki tersebut harus diberikan kepada pemiliknya.
Jika pembuat kapal membuat perahu untuk seseorang dan tidak membuatnya dengan kuat, jika selama tahun yang sama perahu tersebut rusak, maka pembuat kapal harus memperbaikinya dengan biayanya sendiri. Kapal yang telah diperbaiki tersebut harus diberikan kepada pemiliknya.
Peraturan-peraturan ini tampaknya mirip
dengan building codes dan OSHA standard mengenai Pekerjaan Galangan Kapal serta
persyaratan Worker’s Compensation. Hippocrates, ahli fisika Yunani yang
terkenal, disebut sebagai bapak pengobatan. Sekitar tahun 400 SM dia berusaha
menangani tetanus, membantu memeriksa wabah di sekitar Athena, serta memberikan
panduan perawatan cidera di kepala yang disebabkan kecelakaan. Selama awal Abad
Pertengahan berbagai bahaya diidentifikasi, termasuk efek-efek paparan
timbal dan mercury, kebakaran dalam ruang terbatas, serta kebutuhan alat
pelindung perorangan. Namun demikian, tidak ada standard atau persyaratan
keselamatan yang terorganisasi dan ditetapkan pada saat itu. Para pekerja
biasanya pengrajin independen atau bagian dari toko atau pertanian keluarga dan
bertanggung jawab sendiri untuk keselamatan, kesehatan dan kesejahteraannya.
Pada awal abad 18 dan pada saat
terjadinya Revolusi Industri, Beardini Ramazini menulis “Discourse on
Disease of Workers”. Dikenal sebagai bapak pengobatan pekerja, dia
menggambarkan penyebab dari penyakit akibat kerja yang terjadi pada kimiawan
yang bekerja di laboratorium. Namun demikian, perhatiannya yang besar pada
kimiawan, membuatnya percaya harus ada perlindungan terhadap profesi mereka
jika dia menyarankan intervensi keselamatan. Dia juga menggambarkan rasa sakit
yang terjadi di tangan tukang ketik, yang mengawali pengetahuan kita mengenai
cidera yang disebabkan gerakan berulang. Sebagai tambahan pada kuesioner
standard sejarah pasien, dia juga menanyakan “Apa pekerjaan anda?”.
Pada akhir tahun 1700an, sistem
pabrik memperkenalkan pekerja bahaya baru dan tidak diketahui. Perusahaan
tekstil dijalankan dengan mesin pintal, gulungan kapas dan tumpukan benang,
bersama dengan resiko yang berhubungan dengan mesin, kebisingan dan debu.
Manajemen diperhadapkan dengan keuntungan dan kerugian. Kematian dan cidera
diterima sebagai bagian dari bidang industri. Sekarang, mungkin rasa sakit dan
kesakitan mungkin diperhatikan sebagai norma dan diterima dalam beberapa
pekerjaan industri. Kemudian manajemen keselamatan dan kesehatan, tidak
dipertimbangkan atau diperlukan. Buruh sangat banyak dan pekerja senang dengan
hanya memperoleh pekerjaan.
Pada awal tahun 1800an, Revolusi
Industri melanda Amerika Serikat, menekankan pngurangan biaya, dan tenaga kerja
menjadi makin banyak dengan buruh imigran dan buruh anak-anak. Undang-undang
yang umum pada saat itu menguntungkan para pengusaha dan manajer, dan nyatanya
tidak ada kompensasi untuk penyakit atau cidera serta tidak ada standard yang
disetujui untuk keselamatan tempat kerja. Namun demikian, ketika cidera semakin
meningkat, usaha pertama terhadap kompensasi dimulai di Massachusetts dengan
Employer’s Liability Law pada tahun 1887. Namun demikian pada banyak kasus,
usaha kompensasi ditolak dengan berbagai alasan legal jika pengusaha dapat
menunjukkan bahwa pekerja lalai atau memberikan kontribusi terhadap penyebab
kecelakaan.
Abad duapuluh merupakan awal
perhatian keselamatan kerja pada arena politik. Pada tahun 1908, Theodore
Roosevelt mengatakan : “Jumlah kecelakaan yang menyebabkan kematian pekerja
…. semakin meningkat. Dalam beberapa tahun, ini meningkat dengan cepat
dengan menyebabkan kematian yang lebih besar daripada perang besar.” Ini
diikuti dengan penetapan persyaratan Workers Compensation secara federal serta
di seluruh negara bagian. Pada saat yang sama, standard-standard keselamatan
mengenai pelindung mesin dan perusahaan baja serta rel kereta api memulai apa
yang kita kenal sekarang sebagai program manajemen keselamatan kerja. Kebakaran
pabrik Triangle Shirtwaist yang terkenal pada tahun 1911, yang menyebabkan
kematian pekerja garmen sebanyak 146 orang, membantu untuk menggabungkan
usaha-usaha ini. National Safety Council dibentuk pada saat itu. Sampai
tahun 1931, sebagian besar dari usaha-usaha intervensi keselamatan dan
kesehatan diarahkan langsung untuk meningkatkan kondisi pabrik. Kemudian H.W.
Heinrich menerbitkan buku yang berjudul Industrial Accident Prevention. Dia
mengusulkan konsep bahwa tindakan-tindakan orang lebih besar menyebabkan
kecelakaan daripada kondisi tempat kerja. Dia kadang-kadang disebut sebagai
Bapak Safety Modern karena dia yang pertama mengusulkan prinsip-prinsip
keselamatan kerja yang terorganisasi.
Prinsip-prinsip ini revolusioner
pada saat itu. Prinsip-prinsip ini mencakup konsep bahwa kecelakaan disebabkan
terutama karena unsafe acts dari pekerja, dan bahwa unsafe act yang sama
mungkin terjadi lebih dari 300 kali. Dia juga mengusulkan beberapa alasan
mengapa orang-orang bertindak unsafe, metodologi dasar untuk mencegah
kecelakaan, serta mengusulkan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk melakukan
pencegahan kecelakaan kerja.
Saat Ini
Dalam tahun 1970, Occupational
Safety and Health Act (OSHA) yang bersejarah disahkan dan menjadi
undang-undang federal yang efektif pada tahun 1971. Ini diikuti dengan beberapa
kejadian, termasuk pembaharuan pada keselamatan kendaraan dengan buku Ralph
Nader yang berjudul Unsafe at Any Speed. Keselamatan dan kesehatan kerja
menjadi elemen penting pada sebagian besar industri manufakturing.
Standard-standard telah dimulai dan manajemen telah mengetahui bahwa keuntungan
operasi secara langsung terpengaruh ketika pekerja mengalami lost time karena
cidera yang disebabkan kerja. Beberapa orang akan membantah bahwa OSHA Act
mengubah perhatian manajemen dari pencegahan cidera menjadi mematuhi
undang-undang. Namun demikian dengan maksud baik, regulasi pertama keselamatan
kerja diadopsi dari dokumen-dokumen lain yang ditetapkan oleh standard yang
dihasilkan berbagai organisasi. Dalam banyak kasus, standard-standard tersebut
dimaksud untuk digunakan sebagai panduan. Tanggung jawab penerapan dari panduan
keselamatan kerja diganti dengan perilaku “bagaimana kita sesuai” sampai
beberapa tingkatan. Selain itu, karena undang-undang difokuskan pada kondisi
tempat kerja, mungkin akan menghambat perkembangan perangkat manajemen
keselamatan kerja berdasarkan intervensi perilaku. Pendekatan kondisi tempat
kerja ini bertentangan dengan prinsip yang diusulkan oleh Heinrich yang
mengatakan bahwa sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh tindakan manusia.
Pada beberapa kejadian, Occupational
Safety and Health Act, bersama dengan partner penelitiannya, National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) dan komite penasehatnya
National Advisory Committee on Occupational Safety and Health (NACOSH),
menciptakan perhatian baru dan era baru dalam bidang keselamatan dan kesehatan.
Undang-undang yang memberikan sanksi terhadap ketidaksesuaian dengan
persyaratan menyediakan tempat kerja yang bebas dari bahaya yang diketahui
cenderung berorientasi pada spesifikasi dan diberikan secara terperinci apa
yang perlu dilakukan. Banyak kesenangan yang dibuat sehubungan dengan
persyaratan rancangan tempat duduk toilet serta ketinggian letak alat pemadam
kebakaran. Peraturan yang baru telah berubah berdasarkan orientasi kinerja,
yang dapat mendorong pengesahan alasan dan penerapan tanggung jawab terhadap
persyaratan. Suatu contoh mengenai pendekatan ini ditemukan dalam Standard
Manajemen Keselamatan Proses, yang mempersyaratkan penakaran resiko sekitar
keselamatan pabrik kimia.
Sementara sebagian besar perusahaan
besar telah mengikuti persyaratan OSHA Act dalam sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerjanya, perusahaan-perusahaan yang progresif telah bergerak
lebih maju daripada sekedar kepatuhan. Mereka mengetahui bahwa sekedar mematuhi
peraturan safety tidak cukup. Mereka mengetahui bahwa kondisi tempat kerja,
yang menjadi fokus utama peraturan ini, hanya satu aspek dari program yang
dikelola secara baik. Peraturan mewakili kriteria minimal dan pendekatan
tingkat awal. Off-the-job safety programming oleh beberapa perusahaan mengambil
pelajaran dari tempat kerja ke dalam rumah dan keluarga para pekerja.
Teknologi keselamatan dan kesehatan
sebagian besar telah berkembang menjadi ilmu yang matang. Standard telah
tersedia dan metodologi telah dikembangkan untuk keselamatan kerja mekanis,
penakaran resiko bahaya kimia, standard keselamatan listrik, standard
perlindungan kebakaran, serta standard perlengkapan pelindung perorangan.
Teknologi-teknologi ini akan dibahas Bab-bab berikut. Standard sekitar ergonomi
tempat kerja menjadi bidang yang berkembang secara cepat. Walaupun awal
peraturan dalam bidang ini tidak sukses, sebagian besar perusahaan besar
melihat keuntungan dari program ergonomi sebagai bagian dari keseluruhan
usaha keselamatan dan kesehatan mereka.
Beberapa orang mungkin membantah
bahwa kinerja safety aktual telah tercampur karena ditetapkannya OSHA.
Statistik dari Bureau of Labor memperlihatkan bahwa tingkat cedera total yang
tercatat telah menurun secara perlahan selama 20 tahun terakhir dari 13.2
cidera dan penyakit per 100 pekerja menjadi 11.6 dalam sektor manufaktur.
Cidera dan penyakit yang mengakibatkan lost working time telah menurun pada
periode yang sama dari 4.4 menjadi 2.9 persen. Namun demikian sangat sulit
dibantah bahwa kondisi tempat kerja aktual telah meningkat secara substansial
dari awal industrialisasi. Di dunia Barat, bahaya dari manufaktur berat telah
berganti dengan bahaya lain yang tidak segera tampak. Sebagai contoh,
perusahaan manufaktur sekarang telah mengalami peningkatan cacat kronis
sehubungan dengan trauma kumulatif, penyakit kulit, dan penyakit saluran
pernafasan. Beban dari cidera akut sekarang telah muncul pada industri manufakturing
di negara Dunia Ketiga. Selama waktu ini, satu dari para penulis yang produktif
dalam bidang keselamatan dan kesehatan adalah Dan Petersen. Dia menulis
sejumlah buku dan artikel mengenai manajemen keselamatan dan kesehatan. Dia
mengembangkan teori Heinrich. Dia mengemukakan lima prinsip keselamatan pada
buku Techniques of Safety Management yang diterbitkan pada tahun 1978, yang
pertama adalah “Unsafe act, unsafe condition dan kecelakaan adalah gejala
mengenai kesalahan dalam sistem manajemen.” Bukunya Challenge of Change:
Creating a New Safety Culture pada tahun 1993, menggambarkan suatu proses untuk
menciptakan perubahan dalam sistem manajemen yang mendorong kinerja keselamatan
yang diinginkan